Jakarta (Suara Pembaruan: 24/08/06) Anggaran pendidikan di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2007 mencapai angka Rp 51,3 triliun. Jumlah ini khusus untuk pendidikan (dengan definisi yang luas) saja, belum termasuk pengeluaran untuk gaji guru yang menjadi bagian dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk bidang pendidikan, serta anggaran pendidikan kedinasan
Hal tersebut dinyatakan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yu- dhoyono di dalam pidato kenegaraan di hadapan para anggota
Anggaran pendidikan yang nilainya mencapai Rp 51,3 triliun tersebut sebenarnya mengalami kenaikan yang signifikan apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2006 yang sedang berjalan ini anggaran pendidikan kita hanya Rp 43,3 triliun; sedangkan dua tahun sebelumnya, yaitu tahun 2004, anggaran pendidikan kita hanya Rp 15,2 triliun. Tahun-tahun sebelumnya lagi, jelas bahwa anggaran pendidikan kita nilainya kurang dari Rp 15,2 triliun.
Pendidikan Tinggi
Sebagaimana biasanya, anggaran pendidikan berapa pun jumlahnya terus dibagi-bagi dalam beberapa bagian; antara lain untuk bagian pendidikan tinggi, pendidikan menengah, pendidikan dasar, pendidikan luar sekolah, dan sebagainya. Nah, sekarang dari Rp 51,3 triliun tersebut kira-kira berapa rupiah yang akan dialokasikan untuk pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia?
Berdasarkan pengalaman, biasanya pendidikan tinggi mendapatkan alokasi dana sekitar 20 persen dari keseluruhan anggaran pendidikan yang ada. Menurut dokumen UNDP dalam "Human Development Report 2004: Cultural Liberty in Today's Diverse World" halaman 172 s/d 175 dilaporkan anggaran pendidikan tinggi di
Kalau kita mengambil angka 20 persen saja maka anggaran pendidikan tinggi untuk tahun 2007 nanti hanya sekitar Rp 10,3 triliun. Kalau angka ini dibagi dengan jumlah mahasiswa di
Itulah sebabnya biaya pendidikan tinggi di
Stagnan
Kalau angka Rp 2,94 juta untuk anggaran per mahasiswa kita per tahun dirasa kecil, apakah ada negara yang mengalokasikan anggaran yang memadai bagi mahasiswanya? Kalau kita teliti secara cermat memang banyak negara yang rela mengalokasi anggaran secara memadai bagi para mahasiswanya.
Dari angka-angka ini kiranya kita bisa maklum kalau mutu perguruan tinggi di
Beberapa pengamat seperti Murakami Mutsuko, Law Siu-lan, Laxmi Nakarmi, dan lain-lain, dalam "The Top 10: The Best of Asia's Best" juga tidak mau memasukkan satu pun perguruan tinggi dari
Lalu bagaimana dengan "Best University Websites" yang diracik oleh asosiasi WebAward (2006)? Adakah perguruan tinggi
Adapun perguruan tinggi yang pernah mendapatkan penghargaan antara lain adalah
Nah ..., apakah dengan anggaran Rp 3 juta per mahasiswa per tahun kita dapat meningkatkan kinerja pendidikan tinggi di
Jadi, meskipun anggaran pendidikan kita naik secara signifikan nilai mutlaknya tetapi kinerja pendidikan tinggi kita akan stagnan!
sumber
Penulis adalah Ketua Majelis Luhur Tamansiswa mantan anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) dan Sekretaris Komisi Nasional Pendidikan Indonesia http://www.sampoernafoundation.org/content/view/461/322/lang,id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar