Rabu, 27 Mei 2009

MENU PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

BAB I
Menu Pembelajaran Bayi Usia 0-6 Bulan

A. Latar Belakang
Anak adalah buah hati orangtua, kalimat kiasan ini memang bukan hanya sekedar kiasan belaka, tetapi pada kenyataannya setiap orangtua dari kalangan manapun mereka berasal sudah dapat dipastikan akan berbuat apa saja demi kebahagiaan anak-anaknya.
Masa kanak-kanak haruslah merupakan masa yang bahagia bagi seorang anak. Masa kanak-kanak yang bahagia memang tidak 100% menjamin keberhasilan di masa dewasa, tetapi dapat menjadi peletak dasar bagi keberhasilannya, sedangkan ketidak bahagiaan pada masa kanak-kanak dapat menjadi peletak dasar bagi ketidakberhasilannya di masa datang. Anak yang bahagia akan tampak dari penampilan fisik sehat, gerak-gerik yang enerjik, motivasi yang kuat dan selalu melakukan kegiatan yang bertujuan (sebagai cerminan intelektualnya).
Perkembangan seorang anak pada hakikatnya telah dimulai sejak ia dilahirkan di dunia, bahkan sebagian besar pakar pendidikan meyakini bahwa perkembangan seorang anak telah dimulai sejak terjadinya konsepsi yang merupakan pertemuan antara sel telur dan sel sperma dari kedua orangtuanya (Sujiono dan Sujiono, 2004).
Tumbuh kembang pribadi anak manusia pada hakikatnya dapat ditinjau dari tiga aspek, sebagai berikut : (1) aspek fisiologis, yaitu aspek yang berhubungan pada perubahan-perubahan pada ukuran dan struktur organ-organ tubuh; (2) aspek psikologis, yaitu aspek yang berhubungan dengan perkembangan fungsi-fungsi jiwa seperti pengamatan, perhatian, persepsi ataupun berpikir; (3) aspek didaktik pedagogik, yaitu aspek yang berhubungan dengan pendidikan dan pembelajaran yang akan diterima anak sesuai dengan periode usiaya.




1. Tinjauan Psikologi Perkembangan
Anak dilahirkan dengan membawa fitrah yang seimbang dan sehat. Pada hari pertama atau kedua kehidupan pascanatal, semua bayi menunjukkan perilaku yang relatif tidak teratur, seperti ketidakteraturan dalam bernafas, sering kencing dan buang air besar, berdesah dan muntah. Aktivitas bati tampak segera setelah janin keluar dari tubuh ibu karena belum matangnya kondisi nuerofisiologis bayi, tidak dapat diharapkan bahwa gerakan-gerakannya terkoordinasi atau berarti.
 Menangis. Biasanya menangis dimulai pada saat lahir atau segera sesudah dilahirkan.
 Suara eksplosif. Disamping menangis, bayi neonatal kadang-kadang mengeluarkan suara eksplosit seperti nafas yang berat.
 Pola tidur. Selama tahun pertama masa bayi, lama rata-rata tidur malam menigkat dari 8 ½ jam pada tiga minggu pertama hingga 10 jam pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap/konstan selama sisa tahun tersebut.
 Pola makan. Sejak kelahiran hingga usia empat atau enam bulan semua pola makan adalah dalam bentuk mengisap dan menelan.
 Pola buang air. Pengendalian (kontrol) buang air besar rata-rata mulai pada usia 6 bulan; tetapi penyimpangan tetap dapat terjadi khususnya ketika bayi lelah, sakit atau secara emosional sangat senang.
Berdasarkan tugas-tugas yang seharusnya dilaui oleh seorang bayi, Robert Havigurst berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang dikenal dengan harapan sosial.
Sedangkan berhubungan dengan minat usia 0-6 bulan merupakan masa vital, karena pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud manamakan tahun pertama dalam kehidupan individu sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan.


Bagi orangtua dan pendidik anak lainnya pengetahuan tentang tugas perkembangan sangat berguna antara lain :
1. Sebagai pedoman untuk mengtahui tugas-tugas perkembangan pada anak dan selanjutnya dapay memberikan stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan potensi anak.
2. Tugas perkembangan menimbulkan kekuatan motivasi bagi anak untuk belajar hal-hal yang diharapkan masyarakat dari mereka mereka paada usia tersebut.

2. Kenyataan di Masyarakat
Masyarakat pada umumnya belum menyadari benar betapa pentingnya pendidikan untuk anak terutama pada masa bayi, mereka menganggap anak dapat melakukannya sendiri dikemudian hari dengan hanya melihat tingkah laku orang dewasa.
Kebanyakan ibu kurang peduli dengan pengasuhan dan pendidikan anak. Mereka menganggap anak dapat belajar dari pengalamannya sendiri tanpa adanya rangsangan pendidikan yang tepat, misalnya:
 Mereka tidak mengajari anak untuk toilet training padahal seharusnya mereka sudah dapat mengontrol buang air besar dan kecil dengan baik.
 Para orang tua kurang mendisiplinkan anak dalam hal terutama saat makan, banyak orang yang menganggap jika anak menangis berarti mereka lapar.
Beberapa contoh di atas membuktikan bahwa kebanyakan masyarakat masih memiliki pemikiran yang sama dalam hal membentuk pola makan dan pola buang air walaupun tidak semua orang berpikir demikian.
Apabila ditinjau dari sejarah perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia, sejak tahun ’50-an Pemerintah RI sudah mulai melaksankan program untuk peningkatan kualitas ibu dan anak, walaupun penekanannya baru pada layanan kesehatan dan gii saja, yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan. Baru pada awal ’80-an terselenggara pelayanan yang sifatnya psikososial yang mengarah pada pelayanan mental dan moral anak yang diselenggarakan melalui pelatihan orang tua (UPW-UNICEF).
Berdasarkan data BPS tahun 1999, diperkirakan jumlah anak balita yang berusia 0-5 tahun di Indonesia adalah berkisar 24.000.000 jiwa yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pencapaian program pengembangan anak usia dini masih sangat rendah, seperti yang terungkap dari piramida pendidikan yang dikeluarkan oleh Depdiknas tahun 1999/2000 dimana dari 9,2 juta anak usia 5-6 tahun di Indonesia baru sekitar 1,5 juta anak saja yang mengikut pendidikan pra sekolah di Taman Kanak-Kanak tahu hanya sekitar 16,3% saja.

3. Pentingnya Pemberian Stimulasi
Setiap anak akan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang umumnya berlangsung secara berurutan, terus-menerus dan dalam tempo perkembangan tertentu yang relatif sama.
Lima tahun pertama merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya (Hurlock, 1999) atau dengan perkataan lain, dasar pendidikan anak adalah pada usia 0-5 tahun. Anak yang sering mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Diawali dengan kondisi fisik yang prima dan stimulasi yang efektif. Maka anak-anak dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dasarnya dengan baik.
Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan di luar diri anak. Stimulasi dapat berupa stimulasi visual (yang dapat dilihat dengan mata), stimulasi verbal (kata-kata), stimulasi auditif (stimulasi yang dapat didengar), dan stimulasi taktil (sentuhan/rabaan).
Faktor keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Fungsi keluarga adalah memberikan kesempatan dan stimulasi yang dapat menambah pengetahuan anak tentang dunia sekitarnya. Orang tua adalah guru pertama dan paling penting bagi perkembangan anak sejak lahir, karena masa ini mmerupakan masa kritis bagi anak dalam seluruh perkembangan terutama kecerdasan.
Tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak sangatlah penting. Penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang mengalami hambatan pada masa ini akan mengalami kesulitan pada tahun-tahun berikutnya. Atas dasar hal tersebut, maka orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya agar anak mau melaksanakan sesuatu di luar batas-batas kemampuan anak.
Pada waktu bayi lahir, sel-sel otaknya sudah mencapai sekitar 75% dari jumlah sel-sel orang dewasa. Setelah bayi lahir, orang tua hanya mempunyai kesempatan untuk mengoptimalkan 25% lagi dari jumlah sel-sel otaknya. Sampai usia anak 4 tahun jumlah sel-sel otak akan terus berkembang dan bertambah.

B. Dasar Teoritis dan Pemilihan Alat Permainan
1. Dasar Teoritis
Menyimak pendapat Watson dalam Rahmita (2000) seorang bayi yang baru lahir memiliki 3 macam emosi yaitu cinta, marah dan takut. Ekspresi ketiga emosi ini seringkali ditunjukkan oleh anak dalam bentuk tangis, tawa dan canda dalam kehidupan sehari-harinya saat bayi berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, terutama ibu dan ayahnya atau juga dengan pengasuhnya.
Pendapat di atas cukup berseberangan dengan Jean Jacques Rosseau, yang mengatakan bahwa seorang anak ketika lahir sudah membawa segi-segi moral walaupun tentu saja hal tersebut perlu dikembangkan lebih lanjut.
Lain lagi pendapat Erikson, ia tidak melihat manusia dilahirkan dengan sifat baik/buruk, melainkan baginya semua manusia ketika dilahirkan mempunyai potensi untuk menjadi baik atau menjadi buruk. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam hubungan sosial anak di kemudian hari.
Menurut Piaget, Gowan dan Erikson pada umur 0-2 tahun anak berada dalam suatu masa pertumbuhan, terutama ditandai oleh kecenderungan sensoris motoris yang jelas. Berdasarkan perkembangan psikoseksual, masa ini sering kali disebut sebagai masa oral. Masa ini merupakan tahapan pertama perkembangan psikoseksual yang ditandai dengan memperoleh dan merasakan kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada daerah mulutnya (Patricia H Miller,1993).
Sedangkan menurut Erikson perkembangan psikososial merupakan masa oral sensori. Dimensi polaritasnya adalah memperoleh dasar kepercayaan dan di pihak lain mengatasi dasar ketidakpercayaan.
Menurut Montessori, anak itu sendiri sebenarnya memiliki kodrat berupa pembawaan dan bakat sendiri-sendiri. Setiap anak memilikitempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya (individual differences). Anak belajar melalui rangsangan 7ang datang melalui panca inderanya. Pada hakikatnya panca indera merupakan pintu gerbang masuknya berbagai pengetahuan ke dalam otak manusia.
John Dewey dalam Sudjono (1987), mengatakan bahwa dorongan insting pada manusia terbagi menjadi empat yaitu : insting sosial yang akan selalu muncul pada anak dan selalu mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak lain, insting membentuk atau menciptakan sesuatu, insting menyelidiki yang disalurkan lewat kegiatan mengeksplorasi dunia sekitarnya, dan insting seni yang ditunjukkannya memalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti bermain cilukba dan bertepu tangan.
Selanjutnya menurut Franzt, Freedman dan Bowlby dalam Gunarsa, (1997), aktivitas bayi yang senang mendengarkan suara atau melihat wajah merupakan landasan dari hal-hal yang genetik ke arah perkembangan terjadinya ketertarikan dalam tingkah laku merupakan dasar timbulnya senyuman. Selanjutnya James Mark Baldwin mengatakan, perkembangan proses sosialisasi adalah bentuk imitasi yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi, karena pada dasarnya tingkah laku seseorang merupakan sebuah hasil peniruan dari orang lain.
Berhubungan dengan perkembangan moral, Robert J Havigurst membagi perkembangan moral anak ke dalam beberapa tahapan. Pada usia 1-4 bulan ukuran baik dan buruk bagi seorang bayi tergantung dari apa yang dikatakan oleh orang tua dan usia 4-8 bulan ukuran tata nilai bagi seorang bayi adalah dari yang nyata atau dari sebab kejadian yang tadi dilakukan.
Menurut Piaget tahap perkembangan kognitif bayi usia 0-6 bulan adalah tahap sensorimotor, yaitu tidakan yang dilakukannya didasrkan pada kelima panca inderanya.tahap ini berlangsung dari lahir sampai dengan usia 18 bulan.
Sedangkan mengutip pendapat Hurlock (1999) ciri-ciri fisik bayi antara 0-6 bulan meliputi : berat badan berat bayi umunya bertambah 2 kali lipat berat badan saat lahir ketika saat usianya mencapai 4 bulan; tinggi tubuh dengan ukuran yang normal berkisar antara 23-24 inchi disaat bayi mencapai usia 4 bulan.

2. Pemilihan Alat Permainan
Bahan dan atau alat yang diperlukan oleh bayi diutamakan adalah untuk merangsang peglihatan, pendengaran, isapan, genggaman atau memainkan jari. Dengan perkataan lain bayi menyukai obyek atau mainan yang memiliki warna mencolok denga disain yang sederhana, mainan yang digantungkan atau bergerak dengan aksi memutar serta aktivitas yang mereka lakukan sendiri (reaksi sirkuler pertama).
Terdapat beberapa pedoman dalam memilih alat permainan, yaitu:
1. mainan harus sesuai dengan usia anak, harus sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
2. mainan merangsang perkembangan anak.
3. mainan aman: tidak dapat tertelan, tidak mengandung zat yang berbahayan kualitas bahan harus baik.
Adapun saran-saran yang tepat untuk bahan-bahan atau alat permainan sebagai berikut:
Media: Cermin
Saran pemilihan: untuk pemilihan cermin harus diperhatian betul-betul keamanannya.
Media: Boneka
Saran pemilihan: boneka untuk bayi harus lembut, ringan dan sederhana.
Media: Mainan/boneka binatang
Saran pemilihan: untuk bahan yang keras dan kontras dengan roman muka.

Jenis permainan: Visual
Median: mainan bergerak/dapat dipandang
Saran pemilihan: alat-alat ini tidak boleh lebih dari 4 inchi dari mata bayi yang berusia kurang dari 3 bulan.
Media; mainan genggam
Saran pemilihan: pilihlah mainan yang menghasilkan bunyi jika digoyang-goyangkan.
Jenis permainan: seni, musik dan alat-alat bergerak
Media:alat-alat musik
Saran pemilihan: demi keamanan, alat-alat ini harus bercahaya, tidak mudah pecah dan bagian-bagiannya tidak dapat dipsahkan dan sisinya tidak tajam.
Media: bahan-bahan audiovisual
Saran pemilihan: peralatan yang cocok bagi usia ini termasuk musik lagu sederhana.
Media: perangkat keras permainan bergerak
Saran pemilihan: bahan dapat diayunkan, dipukul, digenggam atau digenggam.

C. Dasar Analisis Kebutuhan
1. Sasaran
Sasaran penggunaan menu pembelajaran ini adalah lembaga dan non lembaga yang berkecimpung dalam dunia anak, khususnya bayi usia 0-6 bulan.
Lembaga dan non lembaga yang dapat menggunakan menu pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
 Keluarga
Sudah seharusnya keluarga mengembangkan potensi dan aspek perkembangan yang ada pada anak dengan memberikan stimulasi yang bertujuan mengembangkan semua aspek perkembangan.
 TPA (Tempat Penitipan Anak)
Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang perawatan dan pengasuhan anak, sudah sepatutnya memiliki kurikulum yang berisikan berbagai stumulus yang sesuai.
 Yayasan Pengasuh dan Perawat Anak
Penting untuk diperhatikan, mengingat pengasuh terjun langsung dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
 Pembuat/Produsen Mainan Anak
Melalui menu pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi sumber yang tepat untuk pedoman menciptakan inovasi mainan yang lebih baik bagi anak-anak 0-6 bulan saat ini.
2. Karakteristik Perkembangan
3. Alat Permainan yang Sesuai
D. Program Stimulasi dan Pengembangan
E. Penutup
1. Harapan
Semoga semua pihak dapat dan mau membaca menu pembelajaran ini dengan seksama dan mengkaji ulang ap-apa yang dirasa kurang dari penyajian sebuah menu pembelajaran usia 0-6 bulan.
2. Saran
Bacalah buku ini dengan seksama, lalu kajilah kemampuan apa saja yang telah muncul pada bayi yang sedang dihadapi/diasuh kemudian praktekkanlah program stimulasi stimulasi yang harus diberikan dengan berbagai alat permainan yang tepat.
3. Kesimpulan
Masa bayi merupakan masa yang penting dalam perjalanan hidup seorang manusia. Untuk mencapai perkembangan yang optimal, maka perlu diberikan stimulasi yang tepat.




BAB II
Menu Pembelajaran Bayi Usia 7-12 Bulan

A. Latar Belakang
1. Tujuan Psikologi Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidaklah sama antara satu dengan yang lain, hal ini disebabkan karena anak adalah makhluk unik yag memiliki tempo dan irama perkembangan tubuhnya masing-masing. Proses perkembangan anak berjalan secara alamiah dan ditandai dengan pola karakteristik yang sedikit banyak dapat diramalkan. Masa bayi usia 7-12 bulan merupakan usia yang penting karena merupakan dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. Pada usia ini anak diharapkan dapat menguasai tugas perkembangan, antara lain:
 Perkembangan Motorik
Periode 7-12 bulan merupakan saat-saat yang ideal bagi bayi untuk belajar berbagai keterampilan motorik:
1. Tubuh anak lebih lentur ketimbang orang dewasa, sehingga anak lebih mudah dalam menerima pelajaran.
 Perkembangan bahasa
1. Tangisan atau menangis merupakan salah satu cara pertama yang dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunialuar.
2. Ocehan dan Celoteh
Celoteh merupakan ungkapan verbal yang belum jelas benar.
3. Isyarat
Isyarat adalah gerakan anggota badan yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara.
4. Ungkapan Emosi
Ungkapan emosi melalui perubahan tubuh dan roman muka.
 Perkembangan Emosi
Sejak permulaan masa bayi, lingkungan mempengaruhi perkembangan emosional anak. Perkembangan emosi berjalan maju seiring pertumbuhan dan kematangan biologis.
 Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, yaitu urutan perilaku sosial yang teratur dan pola ini sama pada semua anak di dalam suatu kelompok budaya.
 Perkembangan Kepribadian atau Konsep Diri
Pada tahun pertama, anak tidak ada yang nakal, yang ada hanyalah watak-watak khas yang kadang-kadang tidak menyenangkan.
 Perkembangan Disiplin
Anak usia 7-12 bulan sudah dapat dilatih untuk berdisiplin walaupun bentuknya masih sederhana dan merupakan suatu pola keteraturan.
 Perkembangan Moral/Agama
Walaupun usia 7-12 bulan belum dapat memahami konsep ketuhanan namun sudah dapat dibiasakan untuk mengajak si kecil berdoa sebelum makan ataupun tidur.

2. Kenyataan Yang Ada di Masyarakat
Pada kenyataannya perkembangan anak usia 7-12 bulan di masyarakat banyak terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dapat menghambat atau mempercepat perkembangan yang seharusnya dilalui oleh seorang anak pada usia ini.
1. Perkembangan bentuk disiplin dalam bentuk pola makan
2. Kurangya stimulasi atau rangsangan ketika bayi mulai dapat menggerakkan jarinya.
3. Kurangnya rangsangan terhadap berbicara.
4. Kurangnya pengenalan terhadap lingkungan yang dapat dijelajahi oeh anak.
5. kurangnya contoh yang baik.
3. Pentingnya Pemberian Stimulasi
Tujuan pemberian stimulasi pada anak adalah untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal yang sesuai dengan yang diharapkan. Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih sayang, bermain dengan anak, dan berbahagia bersama.

B. Dasar Teori dan Pemilihan Alat Permainan
1. Dasar Teori
Freud dalam Suryabrata (1987) menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Selain mengalami masa oral, sepanjang kehidupannya seorang mengalami berbagai dimensi perkembangan yang meliputi berbagai segi kehidupan.
Studi tentang peerkembangan fisik menunjukkan bahwa pertumbuhan anak dapat dibagi menjadi empat periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan tubuhnya secara cepat dan dua periode lainnya pertumbuhan secara lambat.
Perkembangan Intelegensi, bahwa intelegensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.
Perkembangan Emosi. Kehidupan emosi pada tahun pertama kehidupan anak harus berlangsung dengan baik apabila tidak ingin terjadi permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan setelah dewasa.
Perkembangan Sosial. Manusia merupakan makhluk sosial atau homosapiens yang selalu berinteraksi dengan orang lain dan memerlukan mereka baik langsung maupun tidak langsung.
Perkembangan Konsep Diri. Tahun pertama kehidupan anakpenting ditanamkan dasar mempercayai orang lain.
Perkembangan Disiplin. Disiplin adalah salah satu cara yang digunakan untuk membantu anak dalam mengarahkan sikap dan perilakunya agar dapat diterima secara sosial.
Perkembangan Moral/agama. Konsep moral harus diajarkan dan tidak dapat berkembang sendiri. Ide keagamaan pada anak sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor dari luar diri anak.

2. Pemilihan Alat Permainan
 Meiliki arah minat untuk menyelidiki dan memanipulasi terhadap sesuatu.
 Alat-alat permaianan yang membiarkan bayi mencapai minat tertentu.
 Alat permainan yang memberikan usaha dalam pencapaian pendidikan yang sempurna.
Pertimbangan khusus dalam kelompok usia ini, baik itu dalam kelompok yang lebih tua atau yang masih bayi adalah faktor biaya, kesehatan anak dan keamanan. Tingkat keamanan merupakan hal yang sangat berhubungan dengan apa yang dilakukan anak-anak. Biaya berpengaruh juga pada keamanan dan ketahanan dari alat permainan yang digunakan oleh anak-anak harus kuat dan kokoh. Kesehatan adalah pertimbangan yang paling umumuntuk bayi dan anak-anak.
Martha Bronson (2000) dalam bukunya ”The Right Stuff birth to Eight”, memberikan berbagai criteria alat permainan yang sesuai untuk bayi berusia 7-12 bualn:
 Cermin
 Boneka
 Mainan Binatang
 Permainan Alat Transportasi
 Alat Bermain Air
 Alat-alat Konstruksi
 Seni
 Bola
 Buku
 Puzzle
 Alat musik

C. Dasar Analisis Kebutuhan
1. Sasaran
 Lembaga
Rumah sakit bagian anak, baby house, kidsport, dan day care (tempat penitipan anak).
 Non Lembaga
Orang tua atau pengasuh anak dan pendidik anak di rumah dapat menggunakan menu pembelajaran ini dalam memberikan stimulasi untuk anak usia 7-12 bulan.
Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, karena disinilah pertama kali anak tumbuh dan berkembang dan menerima berbagai sentuhan pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orang tua dalam pendidikan mengatakan ”Ketahuilah bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orang tuanya”.

2. Karakteristik Perkembangan
3. Alat Permainan Yang Sesuai

D. Program Stimulasi dan Pengembangan
E. Penutup
1. Harapan
Melalui menu pembelajaran untuk anak usia 7-12 bulan ini diharapkan fenomena-fenomena yang tampak dari karakteristik perkembangan anak usia tersebut dapat diketahui oleh orang tua dewasa lainnya.
Dalam memberikan permainan juga harus diperhatikan potensi apa yang akan dikembangkan dalam mainan tersebut.

2. Saran
Dalam penggunaan menu pembelajaran ini harus ada keterpaduan antara pihak lembaga pendidikan anak usia dini dan pihak non lembaga, karena dengan adanya keterpaduan diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan secara optimal. Bayi usia 7-12 bulan masih sangat tergantung kepada urang tua terutama ibunya.

3. Kesimpulan
Anak usia 7-12 bulan masih memerlukan perhatian yang cukup ekstra dari orang tuanya terutama ibunya, karena pada usia ini ketergantungan bayi pada orang tua lain yang berada disekitarnya sangat besar. Perna orang tua dan atau lembaga anak usia dini sangat penting dalam rangka mengoptimalkan potensi anak.




BAB III
Menu Pembelajaran Anak Usia 1 Tahun

A. Latar Belakang
1. Tujuan Psikologi Perkembangan
Anak adalah makhluk unik, tak pernah ada satu anak pun yang benar-benar sama dengan anak lainnya, sekalipun mereka kembar. Sejak dilahirkan, anak sebagai makhluk individu telah membawa sejumlah potensi yang terdapat pada dirinya.
Anak usia satu tahun sebenarnya masih berada pada tahapan bayi yaitu umur 12 bulan sampai 24 bulan. Pada masa ini anak mulai belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya san melakkan tugas-tugas pada tahapan bayi yaitu umur 12 bulan sampai 24 bulan. Pada masa ini anak mulai belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya san melakkan tugas-tugas perkembangan.
Ada beberapa hal yang berhubungan denga perkembangan yang umunya dialai anak pada usia satu tahun, yaitu:
- Belajar berjalan
- Belajar berkomunikasi
- Belajar mengkoordinasikan berbagai gerakan (motorik)
- Pertumbuhan gigi semakin lengkap

Hurlock (1999) seorang ahli pendidikan anak memberikan beberapa peristilahan yang berhubungan dengan masa bayi yaitu:
1. Masa dasar
2. Masa bekurangnya ketergantungan
3. Masa meningkatnya individualitas
4. Masa permulaan sosialisasi
5. Masa yang lucu dan menarik
6. Masa berbahaya
Berdasarkan pemaparan di atas, jelaslah bahwa usia satu tahun merupakan bagian dari masa penting dari kehidupan seorang anak

2. Kenyataan di Masyarakat
Telah diketahui betapa pentingnya masa bayi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya, namun amat sangat disayangkan bahwa pada masyarakat awam sering sekali terjadi kasus-kasus seperti: masalah gizi sering kali diabaikan, orang tua sering hanya menekankan yang penting anak mau makan, itu saja sudah cukup.
Selain hal tersebut di atas, faktor minimnya intensitas pertemuan antara orang tua dan anak juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Terutama di daerah perkotaan dimana kedua oranbg tua bekerja.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan adalah sikap orang tua yang over protective, seakan-akan apa yang dilakukan anak tidak memiliki makna, hanya main-main.

3. Pentingnya Pemberian Stimulasi
Stimulasi adalah rangsangan yang datan dari lingkungan di luar diri anak. Stimulasi sangat penting bagi seorang anak sebab stimulasi dapat berfungsi sebagai penguat bagi terwujudnya potensi yang ada pada anak.
Perkembangan awal bagi seorang anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Jika pada usia tersebut orang dewasa tidak melakukan apa-apa terhadap anak maka dapat diramalkan anak akan menemukan kesulitan di masa-masa selanjutnya.
Sebagai kesimpulan pemberian stimulasi yang tepat diharapkan dapat memunculkan potensi tersembunyi (the hidden potency) menjadi kemampuan yang teraktualisasi (the actual potency) dan bermanfaat bagi kehidupan pribadi anak saat ini dan pada masa-masa selanjutnya.

B. Dasar Teori dan Pemilihan Alat Permainan
1. Dasar Teori
Menurut Gessel, pada usia satu tahun perkembangan anak didominasi oleh proses pematangan aspek fisiologis, sedangkan menurut Piaget dan Inhelder, pada usia ini anak mampu untuk melihat dirinya sendiri sebagai obyek dalam hubungan dengan objek-objek di sekitarnya (Hurlock, 1999).
Perkembangan fisik
Pada usia satu tahun tinggi tubuh sudah mencapai ukuran sekitar 70-75 cm, sedangkan berat badan pada akhir tahun pertama mencapai 3 kali berat lahir.

Perkembangan motorik halus
Merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.

Perkembangan bahasa
Pada tahun pertama ini perkembangan bahasa merupakan perkembangan kritis bagi anak. Pada masa ini anak mulai mengucapkan kata-katanya yang pertama dan tertuju pada obyek yang jelas.

Perkembangan kognitif
Antara usia 12-18 bulan, bayi mulai bereksperimen dengan perilaku atau kebiasaan baru. Suatu saat ketika mulai berjalan, mulai muncul rasa ingin tahu anak tentang apa yang dilihatnya dan mereka mulai bereksplorasi dengan cara mendekati atau memegang benda tersebut dan membuangnya kembali apabila ia tidak tertarik.

Perkembangan emosi
Sudah sejak lahir emosi bayi berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang tua dan kemudian dengan orang-orang terdekat yang ada di lingkungannya.

Perkembangan sosial
Selama tahun pertama masa bayi, umumnya anak masih dalam keadaan seimbang yang membuat anak tampak ramah, udah dirawat dan menyenangkan.

Perkembangan moral
Rentang usia 1-2 tahun belum memiliki hirarki nilai. Anak 1 tahun tergolong non moral yaitu belum paham tentang perilaku moral, anak akan mengetahui perilaku benar dan salahnya dari dampak perbuatan yang dilakukannya.
Perkembangan disiplin
Disiplin melatih anak untuk berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat. Hal ini merupakan tanggung jawab orang tua dan orang dewasa lain yang berada di sekitar anak.

2. Pemilihan Alat Permainan
Pada usia ini anak masih bermain dalam tahapan eksplorasi. Hanya saja pada usia ini daerah eksplorasinya lebih luas dari sebelumnya, hal ini didukung oleh kemampuan fisiknya yang semakin berkembang. Anak biasanya tertarik pada alat-alat yang menghasilkan efek visual yang menarik, bergerak atau suara yang dapat dimainkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih alat-alat permainan adalah bahwa permainan yang diberikan bersifat edukatif dan dapat mengembangkan berbagai aspek dari perkembangan anak, seperti melatih keterampilan motorik halus dan kasar, bahasa, kognitif dan aspek lainnya.

C. Dasar Analisis Kebutuhan
1. Sasaran
1.1 Lembaga
Anak usia satu tahun sudah dapat memasuki lembaga pendidikan anak usia dini seperti di sanggar-sanggar kreativitas atau sanggar bermain atau kids clubs lainnya.
1.2 Non Lembaga
Menu pembelajaran ini dapat pula dimanfaatkan oleh keluarga, sebab orang tua dapat mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan anak usia satu tahun sehingga nantinya orang tua dapat memberikan simulasi yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak
.
2. Karakteristik Perkembangan
Tinggi badan secara proposional lebih lambat dari pertumbuhan berat badan (28-30 inchi), telah memiliki 4-6 gigi seri, berat otak mencapai ¾ dari berat otak orang dewasa, berat bayi rata-rata 3x dari berat ketika lahir, ubun-ubun atau daerah otak yang lunak 50% telah tertutup, menunjukkan energi yang tinggi, dapat berdiri sampai posisi tegak, berjalan sendiri beberapa langkah.
3. Alat Permainan yang Sesuai

D. Program Stimulasi dan Pengembangan
E. Penutup
1. Harapan
Setelah membaca menu pembelajaran ini diharapkan para orang tua ataupun pendidik dapat benar-benar memahami berbagai dimensi perkembangan anak usia satu tahun. Hal lain yang teramat penting adalah bahwa orang tua maupun pendidik benar-benar menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai perwat, pengasuh dan pembimbing utama bagi anak.

2. Saran
Hendaknya orang tua lebih banyak membaca buku-buku mengenai perkembangan anak.

3. Kesimpulan
Masa usia satu tahun ditandai dengan berkembangnya aspek fisik yang sangat dominan. Ayunan langkah anak yang semakin lancar menyebabkan anak dapat mengeksplorasi dunia di sekitarnya.
Berbagai alat permainan dan stimulasi perlu diberikan kepada anak. Menu pembelajaran hanyalah merupakan salah satu acuan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menumbuhkembangkan potensi yang ada pada anak.




BAB IV
Menu Pembelajaran Anak Usia 2 Tahun

A. Latar Belakang
1. Tinjauan Psikologi Perkembangan
Usia dua tahun merupakan awal kehidupan yang sangat berarti bagi seorang anak dimana ia akan tumbuh menjadi sosok alami yang berbeda dari periode-periode berikutnya. Tingkah laku anak pada usia dua tahun tidak lagi didominasi oleh tingkah laku spontan, tetapi sudah merupakan tingkah laku yang lebih terkendali karena di dalam beraktivitas anak mulai menggunakan otot dan otaknya.
Dilihat dari sudut psikologi perkembangan, anak usia 2 tahun memiliki potensi-potensi dari berbagai aspek perkembangan:
Aspek Bahasa
Anak telah dapat berbicara dengan semakin relevan terhadap ucapan orang lain, perbendaharaan kata semakin banyak .
Intelektual
Anak dapat terihat dari banyaknya ia melakukan eksplorasi untuk memuaskan keingintahuannya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar atau melalui stimulus yang masuk melalui panca inderanya.
Motorik
Anak mengalami masa aktifnya bergerak kesana kemari seolah tak mengenal rasa lelah.
Disiplin
Anak terlihat sulit untuk diatur tetapi dengan disiplin yang bersifat persuasif umunya anak dapat mengikuti suatu pola disiplin yang diberikan oleh orang tuanya.
Bersosialisasi
Anak mulai mencapai puncak rasa takut yang khas, emosi-emosi berlangsung singkat tetai kuat, sering muncul tetapi bersifat sementara dan berubah menjadi emosi lain jika perhatian dialihkan.


2. Kenyataan di Masyarakat
Jika melihat kenyataan yang ada di masyarakat khususnya di Indonesia, maka sangatlah disayangkan bahwa pada kenyataannya masih banyak orang tua dan atau orang dewasa yang belum memberikan stimulasi edukasi yang cukup untuk anak-anaknya di usianya yang kedua.

3. Pentingnya Pemberian Stimulasi
Usia 2 tahun juga adalah masa eksplorasi dimana dalam kondisi inilah stimulasi atau rangasangan lingkungan menjadi sangat penting sehingga anak akan menunjukkan gerakan-gerakan dasar yang berguna dan potensi lain yang dapat didukung.

B. Dasar Teori dan Pemilihan Alat Permainan
1. Dasar Teoritis
Menurut Piaget, anak usia 2 tahun masih berada dalam tahap akhir perkembangan sensory motor dimana anak belajar melalui ”five sense” panca inderanya yang diwujudkan melalui gerakan reflek. Pengamatan yang dilakukan Piaget membuatnya mengambil kesimpulan bahwa anak dalam masa pra-operasional melihat sesuatu benar-benar dari sudut pandangnya sendiri yang dikatakan sebagai Egosentris.
Charlotte Buhler dalam Lubis (1987) menempatkan anak usia 2 tahun dalam masa kedua dimana keadaan dunia luar mulai dikuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa dan pertumbuhan berbagai aspek kemampuan yang semakin bervariasi.
Merujuk pada pendapat Freud bahwa anak usia 2 tahun berada dalam masa anal dimana kepuasan dan kenikmatan ada di sekitar saluran pembuangan.
Menurut pandangan Erikson pada anak usia 2 tahun anak mengalami otonomi yang berlawanan dengan rasa malu dan ragu-ragu.
Menurut Harlock (1980), anak usia 2 tahun berada dalam tahap mainan (toy stage). Rubin, Frein, Vandenberg dan Smilansky berpendapat bahwa anak usia 2 tahun berada dalam masa bermain fungsional (Functional Play) dimana anak senang akan gerakan yang bersifat sederhana dan berulang-ulang.
2. Pemilihan Alat Permainan
Potensi-potensi baik yang telah tampak maupun yang masih tersembunyi pada anak balita usia 2 tahun dapat distimulasi dan dikembangkan dengan berbagai macam alat permainan yang tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2.1. Alat Permainan Sosial dan Fantasi
Cermin
Cermin yang digunakan adalah cermin yang luas dan tidak mudah pecah.
Boneka
Dapat dipilih boneka bayi yang dapat dicuci dengan ukuran 12-15 inchi.
Peralatan Bermain Peran
Panci dengan tutupnya pisau yang tidak tajam seperti permainan dapur-dapuran.
Bermain Gambar
Gambar yang digunakan dapat berupa gambar orang, binatang, kendaraan dan tempat-tempat di sekitar anak.
Mainan Transportasi
Alat-alat permainannya dapat berupa mobil-mobilan kayu kecil atau plastik yang kuat dan dapat diubah-ubah.

2.2. Alat Permainan Penjelajahan dan Daya Pikir
Peralatan Bermain Air dan Pasir
Saringan, sekop, ember, penggaruk dan lain-lain.
Buku-buku Cerita
Buku-buku yang berisi tentang bunyi seerhana, pakaian dan gambar tersembunyi yang terdapat irama dengan pengulangan dan benda-benda umum.

2.3. Musik, Seni, dan Peralatan Bermain Gerak
Materi Seni dan Kerajinan Tangan
Peralatan yang dapat digunakan adalah kertas, cat yang lembut, penyangga kertas, kuas besar dan tumpul.

Alat-alat Musik
Sebaiknya dipilih jenis alat irama yang dimainkan dengan cara digoyangkan, dipukul. Alat bermain musik ini harus dipilih yang tidak berujung dan bertepi tajam.

2.4. Alat-alat Permainan yang Meningkatkan Motorik
Mainan Tarik dan Dorong
Alat permainan ini dipilih yang dapat didorong dan ditarik serta kuat dengan tepi bulat untuk menjaga pegangan.
Bola dan Perlatan Olahraga
Disarankan untuk memilih bola dengan berbagai bentuk dan ukuran yang dapat dilempar dan ditangkap.
Mainan yang Dapat Dikendarai
Mainan yang digunakan dapat berupa kuda-kudaan pantl-stabil, kendaraan dengan roda berukuran 10 inchi.

C. Dasar Analisis Kebutuhan
1. Sasaran
1.1. Lembaga
Lembaga-lembaga yang dapat menggunakan menu pembelajaran ini diantaranya adalah Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional.
1.2. Non Lembaga
Orang-orang yang menjadi sasaran untuk menggunakan menu pembelajaran ini antara lain adalah para pendidik di Tempat Penitipan Anak dan kelompok bermain, serta para orang tua yang bertanggung jawab langsung terhadap tumbuh kembang anak.

2. Karakteristik Perkembangan
3. Alat Permainan yang Sesuai
D. Program Stimulasi dan Pengembangan
E. Penutup
a. Harapan
Adanya menu pembelajaran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman bagi instansi-instansi yang berhubungan dengan dunia anak dan orang-orang yang bersentuhan langsung dengan anak.
b. Saran
Tiap pengguna menu pembelajaran disarankan untuk mengembangkan alat-alat permainan sendiri dan prosedur pemberian stimulasi disesuaikan dengan keperluan dan keadaan asalkan tidak menyimpang dari materi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

c. Kesimpulan
Anak adalak sosok manusia yang penuh potensi. Potensi-potensi tersebut dapat berkembang dengan baik jika mendapat dukungan dari lingkungannya dengan pemberian stimlasi.




BAB V
MENU PEMBELAJARAN ANAK USIA 3-5 TAHUN

A. Latar Belakang
1. Tinjauan Psikologi Perkembangan
Pada saat memasuki usia 3 tahun, biasanya seorang anak akan semakin mandiri dan mulai mendekatkan diri pada teman-teman sebayanya. Perilaku anak usia 3 tahun diwarnai imajinasi, umunya mereka masih sulit untuk membedakan antara imajinasi dengan realitas
Pada tahap selanjutnya, sekitar usia 4 tahun seorang anak semakin bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru. Pada umumnya di akhir usia yang keempat, daya khayal anak semakin menipis seiring dengan meningkatnya kemampuan memahami realitas.
Masa kanak-kanak khususnya usia 3-5 tahun, pada sebagian besar anak dirasakan seolah-olah sebagai masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan.

Usia Sulit
Sebagian besar orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah.
Usia Bermain
Berbagai studi tentang berbagai cara bermain dan alat permainan pada anak menunjukkan bahwa kegiatan bermain mencapai puncaknya.
Usia Prasekolah
Karena pada masa ini sebagian besar anak-anak sudah mulai mengikuti pendidikan ’formal’ seperti di kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak
Masa Berkelompok
Pada masa inilah anak tumbuh dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mempelajari dasar-dasar berperilaku sosial.
Usia Penjelajah
Sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya.
Usia Bertanya
Salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya, jadi periode ini sering juga disebut usia bertanya.
Usia Meniru
Karena masa ini merupakan masa peka untuk menjadi sama dengan orang lain di sekitarnya.
Masa Kreatif
Diyakini bahwa kreativitas yang ditunjukkan anak pada masa ini merupakan bentuk kreativitas yang original dengan frekuensi kemunculannya yang seolah tanpa terkendali.

2. Kenyataan yang Ada di Masyarakat
- Masa menjelajah (eksplorasi)
- Masa egosentris
- Masa pembangkangan (trozt alter 1)
- Masa bermain (playing)
- Masa peka
- Masa coret-coretan (grafiti)
- Masa meniru

3. Pentingnya Pemberian Stimulasi
Pemberian stimulasi yang sesuai dengan perkembangan anak akan menjadikan mereka lebih matang baik fisik maupun psikis. Untuk membantu anak dalam mencapai keberhasilan perkembangannya maka perlu kiranya dipikirkan suatu program stimulasim untuk mengembangkan potensi anak usia 3-5 tahun.
- Pre gang age
Biarkan anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya, jangan terlalu dibatasi
- Exploratory age
Biarkan anak memanfaatkan benda-benda disekitar mereka
- Imitative age
Orang tua atau orang dewasa harus menjadi contoh yang baik bagi anak
- Masa egosentris
- Masa pembangkangan
- Masa corat-coret
- playing

B. Dasar Teoritis dan Pemilihan Alat Permainan
1. Dasar Teoritis
Menurut Montessori masa ini ditandai dengan masa peka terhadap segala stimulus yang diterimanya melalui panca indera. Piaget berpandapat bahwa anak pada rentang usia ini masuk dalam perkembangan berpikir pra operasional kongkrit.

2. Pemilihan Alat Permainan
Semua kegiatan bermain dapat menggunakan alat-alat permainan terentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Hal yang terpenting dalam pelaksanaannya harus menyenangkan dan menarik untuk anak, sehingga ia melakukannya dengan minat dan perasaan senang tanpa ada keterpaksaan.

C. Dasar Analisis Kebutuhan
1. Sasaran
Diharapkan menu pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi Taman Penitipan anak, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak serta sanggar-sanggar bagi anak usia dini lainnya

2. Karakteristik Perkembangan
3. Alat Permainan yang Sesuai
D. Program Stimulasi dan Perkembangan
E. Penutup
1. Harapan
Semoga menu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan atau pedoman dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak sehingga kelak mereka dapat menjadi generasi yang handal dan berkualitas.

2. Saran
Agar didapat hasil yang maksimal, maka dalam penerapan menu pembelajaran ini harus ada kesinambungan antara stimulasi yang diberikan oleh guru atau pembimbing di lembaga pendidikan anak usia dini dan orang tua di rumah

3. Kesimpulan
Pada masa awal kanak-kanak usia 3-5 tahun ini adalah masa bermain berbagai alat permainan. Pada usia ini berbagai bentuk kreativitas mulai muncul dan menigkat seiring dengan rasa ingin tahu yang begitu besar dan masa eksplorasi terhadap lingkungan di sekitarnya.




BAB VI
Menu Pembelajaran Anak Usia 6-8 Tahun

A. Latar Belakang
1. Tinjauan Psikologi Perkembangan
Di Indonesia, peride usia antara 6-8 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas.
Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mereka.
Aspek tumbuh kembang pada anak usia 6-8 tahun:
Perkembangan Fisik
Peningkatan tinggi badan setahun sekitar 5-6 cm. Bentuk badan mempengaruhi tinggi dan berat badan.
Perkembangan Kognitif
Anak mulai mampu untuk berpikir logis, tetapi pengamatannya masih bersifat global, bagian-bagian atau detil dari apa yang diamati belum tampak jelas.
Perkembangan Motorik
Pada usia 6 tahun ke atas umumnya anak sudah mulai dapat mengkoordinasikan tangan dengan panca inderanya.
Perkembangan Bahasa dan Berkomunikasi
Pada masa awal sekolah ini anak menyukai penggunaan bahasa rahasia (bahasa kelompok) untuk berkomunikasi teman sebayanya.
Perkembangan Emosi
Pada masa ini anak sudah menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan dorongan dan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan lingkungannya.


Perkembangan Sosial
Keinginan untuk berkelompok dan atau menjadi anggota kelompok semakin besar.
Perkembangan Moral
Penilaian tentang baik buruknya telah dapat dilakukan oleh anak dan mereka mulai dapat mempertimbangkan berbagai situasi khusus yang mendasari suatu peristiwa atau perilaku.
Perkembangan Konsep Diri
Anak sering kali harus memperbaiki konsep diri yang berhubungan dengan norma/aturan-aturan yang berlaku dilingkungannya.
Perkembangan Minat
Anak mulai tergantung pada permainan yang dilakukan oleh teman sebayanya.
Perkembangan Agama
Konsepa anak tentang ke-Tuhanan sudah mulai berdasarkan pada kenyataan yang dipelajari dari lembaga-lembaga keagamaan ataupun pengajaran agama oleh orang dewasa lainnya.

2. Kenyataan di Masyarakat
Pada anak usia 6-8 tahun berada pada rentang usia anak usia dini jadi pendidikan yang diberikan haruskah kentak dengan nuansa pendidikan belajar melalui bermain. Sayangnya pada sebagian besar pendidikan formal di sekolah dasar di Indonesia lebih menekankan pada perolehan informasi melalui pemikiran yang rendah seperti menghafal.
Selain itu, kurikulum di sekolah saat ini juga kurang memberi kesempatan pada para peserta didik untuk mengembangkan potensi sepenuhnya.

3. Pentingnya Pemberian Stimulasi
Memberikan stimulasi yang sesuai dengan perkembangannya dengan memperhatikan perbedaan kemampuan dan minat individu dan selalu mempertimbangkan berbagai karakteristik perkembangan anak.
Menurut Havighurst dalam Hurlock (1999), anak Sekolah Dasar memiliki sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui, yaitu:
- mempelajari keterampilan fisik
- membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri
- belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya
- mencapai kebebasan pribadi

B. Dasar Teori dan Pemilihan Alat Permainan
1. Dasar Teoritis Perkembangan Anak Usia Dini 6-8 Tahun
John Amos Comenius, seorang ahli ilmu jiwa anak mengemukakan bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa, tetapi merupakan makhluk kecil yang diyakini memiliki potensi untuk berkembang.
Menurut Piaget, ada 2 pembagian tahap perkembangan individu:
1. Pada tahap pra-Operasional (2-7 tahun), anak secara berangsur-angsur dapat memikirkan lebih dari satu benda pada saat yang bersamaan.
2. Pada tahap operasi Konkret (7-11 tahun), anak-anak telah mampu mamikirkan lebih dari satu benda pada saat bersamaan dan dapat memahami bahwa benda yang berbeda bentuknya memiliki volume yang sama.

2. Pemilihan Alat Permainan
- cocok dan menarik bagi anak
- cocok untuk kapasitas fisik anak
- cocok untuk kapasitas sosial dan mental anak
- cocok digunakan dalam kelompok
- berkesinambungan, bersofat membangun dan aman

C. Dasar Analisis Kebutuhan
1. Sasaran
Pengguna menu pembelajaran anak usia 6-8 tahun ini secara khusus adalah lembaga pendidikan, yaitu berada di jenjang Sekolah Dasar.

2. Karakteristik Perkembangan
3. Alat Permainan yang Sesuai
D. Program Stimulasi dan Perkembangan
E. Penutup
1. Harapan
Menu pembelajaraan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi orang tua dan guru dalam memberikan materi dengan memperhatikan tahapan dan karakteristik perkembangan anak.
2. Saran
Sebaiknya ada kesinambungan dalam mengembangkan seluruh aspek perkembangan dan pemahaman pada anak atara sekolah dan orang tua agar terjaadi keserasian dan tidak menimbulkan kebingungan pada anak.
3. Kesimpulan
Hal terpenting dari menu pembelajaran untuk anak usia 6-8 tahun ini adalah adanya koordinasi dan relevansi antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lain dalam rangka mengoptimalkan potensi anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar